Selasa, 23 Desember 2008

Permasalahan Jakarta Tetap Sama


Kita mungkin sudah bertahun-tahun tinggal di Jakarta. Tapi, permasalahan yang muncul di Ibu Kota ini tetaplah sama. Paling tidak poin yang selalu muncul adalah: banjir, angkutan umum, kemacetan, dan kriminalitas.

Tak ayal, karena permasalahan yang sama, maka pertanyaan media pun untuk mengkritisi kepemimpinan duet Fauzi Bowo-Prijanto yang telah setahun memimpin Jakarta (2007-2008) tetap sama. Jawaban dari dua petinggi itu pun juga relatif sama.

Duet Foke-Prijanto, dalam setahun kepemimpinannya seperti terefleksi dalam evaluasi kinerja Pemprov DKI sepanjang 2008 juga belum menunjukkan hal yang luar biasa. Saban hari warga Jakarta tetap harus bermacet ria, angkutan umum tetap mahal, kriminalitas masih tinggi, dan banjir pun selalu mengancam tatkala musim hujan tiba.

Untuk masalah kemacetan, kebijakan Foke-Prijanto yang mengundang kontroversi adalah pengajuan jam sekolah. Anak-anak sekolah dipaksa untuk masuk lebih pagi. Hal itu untuk menghindari jam-jam macet. Efektifkah? Tunggu dulu. Kelihatannya soal pengajuan jam sekolah ini masih perlu dikaji. Jangan-jangan justru hal itu akan menambah beban anak didik yang akhirnya mempengaruhi kejiwaannya. Wuih, serem ya. Pastinya perlu kajian yang mendalam soal dampaknya.

Foke-Prijanto juga tengah mengkaji untuk mengatur jalur-jalur khusus untuk pengendara sepeda motor maupun pembatasan jumlah kendaraan bermotor terutama mobil.

Dalam suatu kesempatan diskusi dengan sejumlah Pemimpin Redaksi, Selasa (23/12/2008), Foke dan Prijanto memaparkan panjang lebar soal kinerjanya sepanjang 2008. Mereka berdua juga mengaku tidak alergi untuk dikritik. Namun, semua hal yang tengah mereka lakukan tidak bisa seketika mengubah Jakarta. Perlu waktu untuk bisa sampai pada tahap perubahan yang baik.

Foke pun mengaku kecewa dengan masih tersendatnya Banjir Kanal Timur untuk mencegah banjir di Ibukota. Pasalnya, dana konsinyasi yang dititipkan ke Pengadilan Negeri sebagai bagian pembebasan lahan juga tidak bisa segera diimplementasikan karena terkait masalah lainnya. Akhirnya, Jakarta belum bebas banjir.

Namun dari semua kekurangan itu, seluruh warga Jakarta mesti fair untuk memberikan kesempatan kepada Foke-Prijanto menyelesaikan segudang PR yang tak kunjung selesai itu. Setelah itu kita tunggu lima tahun ke depan dan kemudian bisa dievaluasi berhasil atau tidak.

Tidak ada komentar: