Kamis, 09 Oktober 2008

Empat Kebutuhan Pokok Eksekutif


Tanpa sengaja, aku tiba-tiba menemukan sebuah buku lama. Buku itu berjudul "4 Kebutuhan Pokok Eksekutif Menuju Sukses". Buku itu karya Herbert N Casson, yang diterjemahkan oleh D Handiman dan diterbitkan PT Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, 1992.

Dalam buku yang hanya setebal 89 halaman itu, setidaknya mampu menambah wawasan bagaimana dan apa yang diperlukan bagi mereka yang sering disebut "pemimpin" atau kalau di sebuah perusahaan dikenal sebagai jajaran "eksekutif."

Meski buku ini terbitan 1992, dan baru aku baca pada Agustus 2008, tapi pada kenyataannya masih relevan dan memberikan pencerahan. Buku itu pada intinya menyebutkan bahwa seorang eksekutif yang menginginkan kesuksesan harus memperhatikan setidaknya 4 hal: pengetahuan (knowledge), keputusan (decision), pertimbangan sehat (judgement), dan kekuatan (strenght).

Knowledge. Menyitir Lord Balfour, bahwa bisnis berarti mencakup seluruh aspek pengetahuan, politik, sosiologi, diplomasi, dan hubungan-hubungan internasional. Dean Lord menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan tujuan utama yang ingin dikejar oleh para pelajar. Pengetahuan itu seperti halnya emas, dapat diperoleh di hampir semua tempat. Yang pasti, tidak semuanya dapat diperoleh dari buku teks atau para pengajar.

Intinya, kapan pun seseorang sedang bekerja akan banyak pengetahuan yang bisa ia dapatkan, dari buku, dari orang lain. Yang jelas, tidak ada orang yang berhasil tanpa melewati proses belajar terlebih dahulu. Ketidakpedulian (enggan belajar) tidak akan menghadilkan apa-apa. Kelemahan yang selalu melekat pada jutaan orang adalah mereka tidak mau belajar.

Decision. Fungsi utama seorang "pemimpin" atau "eksekutif" adalah untuk memutuskan, mencapai suatu kesimpulan setelah melakukan berbagai pertimbangan logis berdasarkan pengetahuan yang luas. Tidak adanya keputusan seringkali disebabkan karena adanya rasa takut.

Bisnis tanpa keputusan ibarat anak yang terkena "rakhitis" (sejenis penyakit tulang), yaitu anak tulangnya lemah dan cacat. Otot-ototnya lemah, vitalitasnya menurun, mudah terserang radang paru-paru, dan infeksi lainnya.

Seorang pengusaha handal adalah orang yang berhati-hati sekaligus pemberani. Dia bukan orang yang melihat sebelum melompat, tetapi tidak pernah melompat. Contohnya adalah Columbus, yang belajar bertahun-tahun untuk menjadi pelaut terbaik, sebelum dia mempersiapkan pelayaran besarnya. Dia selalu mempersiapkan beberapa percobaan yang berani, dan kemudian melaksanakannya.

Orang yang lamban atau terlalu lama berpikir, akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dengan adanya metode-metode baru, ide-ide baru, ataupun mesin-mesin baru. Seorang eksekutif yang memiliki kebiasaan menunggu dan menunda, perusahaannya ada dalam bahaya, yaitu seperti orang yang terjangkiti penyakit Catalepsy. Orang yang terkena penyakit ini menjadi "mati suri (koma)".

Banyak hambatan dapat diatasi hanya dengan momentum yang tepat. Keberhasilan dimenangkan dengan menyerang, tidak dengan menunggu untuk diserang. Napoleon memenangkan 85 pertempuran, dan hampir semua kemenangannya tersebut dicapai karena terlebih dahulu menyerang. Untuk memperoleh kemenangan diperlukan kecepatan, antusiasme, dan determinasi. Jika seseorang bosan dengan hidupnya, dia akan banyak diam termangu. Makanya kita harus menikmati hidup ini, atau akan membatu menjadi mummi.

Judgement. Seorang "pemimpin" atau "Eksekutif" tidak menggunakan jubah hakim, namun dia harus melakukan hal yang sama pentingnya seperti seorang hakim untuk membuat keputusan. Jika dia kurang memiliki kapasitas untuk melakukan berbagai pertimbangan, dia tidak akan berhasil.

Pertimbangan adalah kemampuan untuk memperkirakan hasil dan memilih penyebab yang dapat menciptakan hasil yang diinginkan. Hal ini memerlukan kemampuan untuk melakukan pengamatan, kemampuan untuuk belajar, dan memiliki sikap pemikiran untuk menggali semua fakta-fakta yang relevan (judicial attitude of minds).

Tak kalah pentingnya adalah: Pertimbangan selalu merupakan proses pembandingan. Selanjutnya, orang yang tidak pernah mempertimbangakan perasaan orang lain, orang yang berlidah "tajam", selalu memandang rendah, memiliki temparemen yang tidak terkontrol, menyendiri, dan pendendam, akan menghambat kita untuk bekerja secara efisien, dan akan berpengaruh terhadap ketajaman pertimbangan-pertimbangan yang dibuat.

Strenght. Menyitir Dean Lord, "Mekipun memiliki pengetahuan yang luas dan akurat, memiliki pertimbangan yang baik, dan mampu mengambil keputusan yang tepat, para eksekutif masih memerlukan kekuatan untuk merealisasikan apa yang sudah diputuskan."

Kekuatan itu dapat dicapai jika kita selalu membiasakan diri bertindak sesuai dengan apa yang kita yakini. Orang yang memiliki kekuatan adalah orang-orang yang kreatif. Dia dikendalikan oleh pemikiran-pemikirannya sendiri. Dia melakukan apa yang ingin dia lakukan, bukan karena apa yang orang lain lakukan.

Kekuatan yang kreatif di muka bumi ini adalah keberanian, keramahtamaan, kemauan dan kemampuan untuk belajar (teachibility), dan efisiensi.

Tidak ada komentar: